Pages

Filled Under:

Mendahulukan Orang Lain

mengutamakan orang lain (itsar)
itu terbagi menjadi tiga macam :

Pertama: Yang terlarang
Yaitu engkau mengutamakan selainmu dalam perkara wajib. Seperti ini tidak
dibolehkan.
Misalnya:
Jika kamu mempunyai air yang cukup untuk wudhu seorang saja, dan engkau
tidak dalam keadaan telah berwudhu. Dan di sana ada temanmu yang juga belum
berwudhu, sedangkan air itu adalah milikmu. Entah temanmu yang berwudhu
dengan air sedangkan engkau bertayammum, atau engkau berwudhu sedangkan
temanmu bertayammum. Dalam keadaan ini engkau tidak boleh memberikan air
kepadanya sedangkan engkau bertayammum, karena engkau yang memperoleh dan
memiliki air itu. Dan tidak boleh berpindah dari wudhu dengan air kepada
tayammum kecuali bagi orang yang tidak punya air.
Mengutamakan orang lain dalam perkara wajib seperti ini adalah haram, tidak
dibolehkan karena hal itu akan menyebabkan pengguguran kewajiban atasmu.

Kedua: Yang makruh (atau mubah menurut sebagian ulama)
Yaitu mengutamakan orang lain dalam perkara-perkara yang hukumnya
mustahab (sunnah). Sebagian ulama telah memakruhkannya, sebagian lagi
membolehkannya. Namun meninggalkannya adalah lebih utama tanpa diragukan
lagi jika terdapat maslahat.
Misalnya:
Engkau mengutamakan orang selainmu dalam shaf pertama yang kamu sudah
berada di sana. Misalnya engkau berada di shaf pertama dalam shalat.
Kemudian seseorang masuk kemudian engkau pindah dari tempatmu dan
memberikan tempatmu padanya. Sebagian ulama memakruhkan hal ini. Mereka
mengatakan, "Ini adalah bukti bahwa seseorang membenci kebaikan. Sedangkan
membenci kebaikan adalah makruh, karena bagaimana engkau mendahulukan
selainmu ke tempat yang utama, padahal engkau lebih berhak dengannya
daripada dia?"
Sebagian ulama mengatakan,"Meninggalkan perbuatan itu lebih utama jika
terdapat maslahat. Seperti misalnya, kalau bapakmu (yang datang) dan engkau
kawatir dalam hatinya terjadi sesuatu atasmu, kemudian engkau mendahulukan
dia di tempatmu yang utama. Maka ini tidaklah mengapa"
Ketiga : Yang mubah dan kadang menjadi mustahab (sunnah)
Yaitu bila engkau mengutamakan selainmu dalam perkara selain ibadah, yaitu
engkau mendahulukan dia atas dirimu dalam perkara selain perkara ibadah.
Misalnya:
Engkau mempunyai makanan sedangkan engkau lapar, kemudian temanmu juga
lapar seperti kamu. Dalam keadaan ini jika engkau mendahulukan dia, maka
engkau terpuji atas pengutamaan ini, karena firman Allah
Ta'ala ketika menyebutkan keutamaan kaum Anshor, "
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman
(Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai
orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tidak
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas
diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan." (QS. Al-Hasyr : 9)
Sisi sikap mereka mendahulukan yang lain daripada diri mereka sendiri bahwa
orang-orang Muhajirin ketika datang ke Madinah, orang-orang Anshar
menyambut mereka dengan pemuliaan dan penghormatan dan mendahulukan mereka
dalam harta benda, sampai sebagian mereka berkata kepada saudaranya orang
Muhajirin, "
Jika engkau ingin aku mengalah dari salah satu istriku untukmu, aku akan
menceraikannya lalu kuberikan padamu." Maksudnya dia mentalaqnya kemudian
orang Muhajirin itu menikahi bekas istrinya setelah habis masa iddahnya.
Dan ini termasuk sikap pemuliaan mereka radhiyallahu 'anhum yang
mendahulukan saudara-saudara orang Muhajirin dari diri mereka sendiri.
Dan Allah Ta'ala berfirman,
‫وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا‬
"
Dan mereka memberikan
makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan tawanan." (QS.
Al-Insan : 8)
Maksudnya, mereka memberi makan orang miskin, anak yatim dan tawanan
padahal mereka menyukainya. Mereka meninggalkan diri-diri mereka. Dan
ini juga termasuk mengutamakan orang lain"

Kisah-kisah Itsar yang Mengagumkan
Telah terdapat kisah-kisah tentang kuatnya sikap itsar yang sangat
mengagumkan
dari para generasi terbaik sepanjang zaman, sikap mengagumkan dari para
murid-murid Nabi saw, yaitu para sahabat radhiyallahu'anhum, betapa mereka
benar-benar mempraktekkan di kehidupan sehari-hari mereka sikap
mendahulukan orang lain daripada diri mereka sendiri.
Kemuliaan mereka para sahabat disebutkan oleh Nabi saw"Sebaik-baik manusia
adalah yang ada pada zamanku (sahabat) , kemudian setelah mereka (Tabi'in),
kemudian setelah mereka
(Tabi'ut tabi'in)" (HR. Bukhari no.3651, Muslim no.2533)
Kisah pertama: Kisah tiga orang sahabat nabi yang terluka ketika Perang
Yarmuk
Dari Abdullah bin Mush'ab Az Zubaidi dan Hubaib bin Abi Tsabit, keduanya
menceritakan, "Telah syahid pada perang Yarmuk al-Harits bin Hisyam,
Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amr. Mereka ketika itu akan diberi
minum, sedangkan mereka dalam keadaan kritis, namun semuanya saling menolak
Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum dia berkata, "Berikan
dahulu kepada si fulan", demikian seterusnya sehinga semuanya meningal dan
mereka belum sempat meminum air itu. Dalam versi lain perawi
menceritakan "Ikrimah meminta air minum, kemudian ia melihat Suhail sedang
memandangnya, maka Ikrimah berkata, " Berikan air itu kepadanya." Dan
ketika itu Suhail juga melihat al-Harits sedang melihatnya, maka iapun
berkata, "Berikan air itu
kepadanya (al Harits)".
Namun belum sampai air itu kepada al Harits, ternyata ketiganya telah
meninggal tanpa sempat merasakan air tersebut (sedikitpun). (HR Ibnu Sa'ad
dalam ath Thabaqat dan Ibnu Abdil Barr dalam at Tamhid, namun Ibnu Sa'ad
menyebutkan Iyas bin Abi Rabi'ah sebagai ganti Suhail bin Amr)
Kedua: Kisah sahabat Nabi yang kedatangan tamu
Ada salah seorang sahabat yang kedatangan seorang tamu, kemudian sahabat
tersebut bertanya kepada
istrinya, "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk
menjamu tamu. Istrinya pun menjawab, "Tidak ada hanya makanan yang cukup
untuk anak-anak kita". Lalu sahabat tersebut berkata "Sibukkanlah anak-anak
kita dengan sesuatu (ajak main), kalau mereka ingin makan malam, ajak
mereka tidur. Dan apabila tamu kita masuk (ke ruang makan), maka
padamkanlah lampu. Dan tunjukkan kepadanya bahwa kita sedang makan
bersamanya. Mereka duduk bersama, tamu tersebut makan, sedangkan mereka
tidur dalam keadaan menahan lapar. Tatkala pagi, pergilah mereka berdua
(sahabat dan istrinya) menuju Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Lalu
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memberitakan (pujian Allah Ta'ala
terhadap mereka berdua), "Sungguh Allah merasa heran/kagum dengan perbuatan
kalian berdua terhadap tamu kalian). maka Allah menurunkan ayat (QS. Al
Hasyr ayat 9)
(HR Bukhari dan Muslim)
Ketiga: Kisah sahabat Nabi yang diberi hadiah
Dari Ibnu Umar
radhiyallahu 'anhu berkata,"Salah seorang dari sahabat Nabi saw diberi
hadiah kepala kambing, dia lalu berkata, "Sesungguhnya fulan dan
keluarganya lebih membutuhkan ini daripada kita." Ibnu Umar
mengatakan, "Maka ia kirimkan hadiah tersebut kepada yang lain, dan secara
terus menerus hadiah itu dikirimkan dari satu orang kepada yang lain hingga
berputar sampai tujuh rumah, dan akhirnya kembali kepada
orang yang pertama kali
memberikan." (Riwayat
al Baihaqi dalam asy Syu'ab 3/259)
Subhanallah, inilah akhlak generasi terbaik sepanjang masa, inilah teladan
yang benar-benar dibutuhkan di masa ini, agar benar-benar terjalin
persaudaraan yang kuat, ukhuwah yang erat, serta mendatangkan <a
href="http://muz-cinemax.blogspot.com/2012/09/kebahagiaan-dalam-pandangan-islam.html">berkah
</a> dan rahmat dari Allah Rabbul 'alamiin. Mudah
-mudahan kita di mudahkan
oleh Allah Ta'ala di dalam meneladani Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dan
para sahabat radhiyallahu 'anhum dan di kumpulkan bersama mereka di
Jannatin Na'im (surga yang penuh kenikmatan).

0 komentar:

Post a Comment

Copyright @ 2013 dunia bugil islam.